this is me!
- Rima Maulidiya
- Malang, Jawa Timur, Indonesia
- SHS 5 Malang! SocialOne, girl going 17~
Rabu, 07 Maret 2012
Paduan Suara terbaik @ Grammy Awards
Lirik Lagu Ibu Sud Berkibarlah Benderaku
Berkibarlah benderaku
Lambang suci gagah perwira
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa
Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela
Sang merah putih yang perwira
Berkibarlah Slama-lamanya
Kami rakyat Indonesia
Bersedia setiap masa
Mencurahkan segenap tenaga
Supaya kau tetap cemerlang
Tak goyang jiwaku menahan rintangan
Tak gentar rakyatmu berkorban
Sang merah putih yang perwira
Berkibarkah Slama-lamanya
Kelompok Paduan Suara Tertua di Dunia
Secara harafiah berarti burung pipit, kira-kira seperti itu harapan sang pendiri paduan suara yang hanya beranggotakan pria muda dan anak laki-laki. Regensburger Domspatzen adalah paduan suara resmi untuk semua musik liturgi dari gereja Katedral Santo Petrus di Regensburg, Bavaria, Jerman.
Di tahun 975 Masehi, Uskup Regensburg, St Wolfgang, mengisntruksikan agar anak-anak laki-laki juga ikut bernyanyi dalam paduan suara gereja. Saat itu awal mula Regensburger Domspatzen terbentuk. Didukung oleh mental disiplin bangsa Jerman yang luar biasa, Regensburger Domspatzen mampu bertahan selama 1000 tahun dan kemudian terkenal serta menjadikannya sebagai kelompok paduan suara tertua di dunia.
Regensburger Domspatzen dipimpin oleh seorang Imam Katolik yang menjabat sebagai direktur. Pada abad ke 20, dibawah asuhan dua direkturnya, Theobald Schrems (masa jabatan: 1924-1964) dan Georg Ratzinger (masa jabatan: 1964-1994), paduan suara ini mulai dikenal dan mendunia. Kedua direktur itu dianggap peletak dari dasar pembinaan dan manajemen sebuah paduan suara yang baik. Kunci sukses mereka adalah keseriusan mengajarkan dasar-dasar musik di sekolah-sekolah, efisiensi dalam berlatih dengan menempatkan para anggota koor dalam sebuah asrama agar mereka selalu siap berlatih dan bernyanyi kapan saja.
Hasil dari kerja keras itu, membawa Regensburger Domspatzen ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, negara-negara Skandinavia, Kanada, Taiwan, Jepang, Irlandia, Polandia, Vatikan dan Hungaria untuk menampilkan kemerduan suara mereka. Tiap tahun juga mereka selalu tampil di berbagai kesempatan konser di kota-kota di seluruh Jerman.
Regensburger Domspatzen juga membuat album rekaman mereka seperti J. S. Bach: Christmas Oratorio, J .S. Bach: Motets, H. Schütz: Psalms of David; G. F. Handel: Messiah.
Kicauan burung-burung pipit dari Regensbur juga selalu menjadi penyambut tamu-tamu negara yang dating ke Jerman, di antaranya adalah saat Kunjungan Kenegaraan Ratu Elizabeth II ke Jerman pada 1978, dan pada kunjungan Paus Yohanes Paulus 2 ke Munich pada tahun 1980.
Atas usaha dan kerja keras anggota dan pengurus Regensburger Domspatzen, pemerintah Jerman mengeluarkan cetakan perangko berjudul Regensburger Domspatzen dan bergambar Regensburger Domspatzen in action.
Cetakan perangko itu menjadi perangko pertama di dunia yang bertemakan kelompok paduan suara. Luar Biasa
(dikutip dari berbagai sumber)
Ragam Kostum Unik Paduan Suara
Kostum adalah hal yang sangat penting bagi suatu Paduan Suara. Karena itu maerupakan salah satu komponen fital penampilan mereka, kalau kostum nya menarik pasti semua akan tertarik, beda hal nya kalau mereka mengenakan kostum yang "biasa saja" pasti audiens akan merasa bosan. Selain itu Originalitas dan kekompakn kostum merupakn harga mati untuk suatu penampilan paduan suara
inilah contoh kostum paduan suara yang layak dicontoh keunikannya
inilah contoh kostum paduan suara yang layak dicontoh keunikannya
Latihan Vokal tanpa Merusak Suara
Pada intinya latihan vokal, baik itu les vokal, les vocal, kursus vokal, dsb tidak akan merusak suara, kecuali kalau sering menyanyi serak yang dipaksakan seperti model vocal groups sepultura, ini membuat suara dan tenggorokan sakit (bagi yang belum terbiasa).
Lalu, untuk belajar musik dalam hal ini melatih nafas dengan cara mengucapkan huruf vocal sperti A,I,U,E,O dengan panjang panjang. Contohnya menarik nafas lalu menyuarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa (dengan bulat) terus sampai habis nafas, dilanjutkan lagi untuk yang lainnya, paling tidak ini cara untuk melatih nafas supaya nafasnya kuat dan panjang dan bertenaga (Power).
Belajar seni suara dalam hal ini melatih suara AAAAaaaaaaa dari nada rendah kemudian naik sampai AAAAaaaaaaa nada tinggi. (cara latihan ini memang membosankan, tapi ini salah satunya) lakukan latihan ini paling tidak sehari 10 - 15 menit. Tanpa les seni suara/les seni suara juga tidak masalah.
Kemudian menyanyikan sebuah lagu, jangan menyanyikan lagu yang terlalu mudah nadanya, paling tidak cari lagu yang sedikit tinggi nadanya, tapi bisa saja menyanyikan lagu yang biasa atau mudah tapi nyanyiinnya jangan nyamain nadanya dengan suara asli penyanyinya. Sebenarnya les vokal, les vocal, kursus vocal secara formal itu pilihan masing-masing, yang penting giat berlatih. nada dasarnya bisa divariasikan, kal`u bisa nada dasarnya makin lama makin tinggi (untuk melatih supaya bisa menyanyikan lagu lagu yang bernada tinggi).
Kalau sering latihan belajar musik, yaitu belajar seni suara maka kita dengan sendirinya akan menemukan teknik suara yang pas untuk kita. karena terkadang yang diajarkan oleh instruktur terkadang belum tentu cocok bagi kita, maka kita sendiri yang bisa menemukan kemampuan vocal kita. Jika ingin kursus vokal bisa datang ke bina seni suara.
Kulihat Ibu Pertiwi
1. kulihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air matanya berlinang
mas intannya terkenang
hutan gunung sawah lautan
simpanan kekayaan
kini ibu sedang lara
merintih dan berdoa
2. kulihat ibu pertiwi
kami datang berbakti
lihatlah putra-putrimu
menggembirakan ibu
ibu kami tetap cinta
putramu yang setia
menjaga harta pusaka
untuk nusa dan bangsa
Paduan Suara jarang yang Konsisten? Why ?
Sebagian besar masalah paduan suara atau kor (choir, koor) bukanlah masalah musiknya, melainkan manajemennya. Sangat jarang paduan suara yang secara konsisten dapat bertahan, baik dari sisi jumlah maupun mutunya untuk kurun waktu lama, misalnya lima tahun ke atas. Mengapa?
1. MACETNYA REGENERASI
Setiap paduan suara pasti akan ditinggalkan anggotanya karena berbagai alasan (usia, pindah tempat). Karena itu, setiap periode tertentu, misalnya setahun sekali, hendaknya anggota baru dapat direkrut.
2. TIDAK ADA PELATIH ANDAL
Pelatih dan dirigen paduan suara terbatas. Meskipun seseorang memiliki suara yang bagus, belum tentu ia dapat memimpin paduan suara sebagai dirigen. Idealnya, dirigen bukan sekadar orang yang memberi aba-aba, tapi juga pelatih dan (sangat) tahu musik. Kor yang baik sangat ditentukan oleh dirigen/pelatih yang baik. Di Indonesia, sering kali dirigennya asal comot, sekadar melambai-lambaikan tangan. Ini berbahaya!
Jangan tergantung pada satu orang dirigen. Setiap paduan suara hendaknya memiliki minimal dua dirigen yang dapat bertugas bersamaan.
Kaderisasi dirigen terus dilakukan dengan mengirimkan calon dirigen ke lembaga pelatihan dirigen. Ikutkan dia ke kursus musik. Harus bisa baca not balok.
Kalau mengundang pelatih, pastikan ada kader dirigen yang berbagi tugas dengan pelatih saat tampil.
3. TUJUAN TIDAK JELAS
Paduan suara yang tidak memiliki tujuan yang jelas akan cepat ambruk karena arahnya tidak ada. Maka buatlah tujuan paduan suara dengan jelas, dan sampaikan kepada seluruh anggota. Misalnya, paduan suara ini bertujuan menjadi penampil terbaik
4. TIDAK PUNYA PROGRAM
Apabila paduan suara memiliki program kerja, maka anggota pun terpacu dengan acara yang diselenggarakan paduan suara, baik acara untuk menyanyi maupun refreshing serta pelatihan anggota. Maka, bagi pengelola, buatlah program tahunan dan komunikasikan kepada anggota.
5. ONE MAN SHOW
Ada pula paduan suara yang pengelolaannya dikerjakan beberapa orang, bahkan hanya satu orang. Apabila terjadi halangan terhadap satu/beberapa pengelola, kegiatan paduan suara pun macet. Maka, usahakan agar melibatkan sebanyak mungkin anggota menjadi pengelola. Pisahkan urusan musik dan manajemen. Musik menjadi tanggung jawab dirigen dan pengiring, sedangkan masalah lain (teks, kostum, persiapan latihan, konsumsi) kepada pengurus lainnya.
6. LATIHAN TIDAK MENARIK
Sudah menjadi rahasia umum bahwa jumlah anggota yang datang latihan dan yang tampil berbeda. Apabila terjadi demikian, yang tidak pernah latihan akan mengganggu yang rutin latihan. Pengelola paduan suara sebaiknya tidak buru-buru menyalahkan mereka. Lebih baik apabila pengelola introspeksi.
Apakah latihan paduan suara sudah menarik? Bila tidak, beberapa cara dapat dilakukan misalnya:
Carilah hal apa yang menarik anggota untuk datang. Lakukan survei atau jajak pendapat kecil-kecilan.
Sedapat mungkin latihan dimulai : ON TIME. Tepat waktu. Mengulur-ulur waktu mulai latihan adalah awal dari kebosanan berlatih.
Pisahkan urusan latihan dengan urusan nonlatihan (misalnya, kalau membicarakan kostum mencari waktu di luar latihan).
Dirigen memiliki alokasi dan target waktu latihan dengan jelas (misalnya 15 menit pemanasan, 45 menit latihan pertama, 15 menit istirahat, 45 menit latihan kedua).
Dirigen hendaknya mau menerima kritik dan masukan tanpa harus kehilangan wibawa.
Dirigen mencari lagu yang menarik.
Dirigen menghargai kehadiran anggota (yang umumnya sukarela, tidak dibayar) dengan memberikan latihan dengan penuh kesabaran dan manusiawi.
7. PERBEDAAN LATAR BELAKANG ANGGOTA
Latar belakang anggota bermacam-macam. Ada yang berkecukupan, ada yang tidak. Ada yang berasal dari berbagai suku, etnis ini dan itu. Ada yang mahir membaca not ada yang belum mahir. Ada yang suaranya sudah terbentuk bagur, ada yang belum. Ada yang temperamental ada yang sabar. Oleh karena perbedaan itulah, maka kemungkinan konflik dapat saja terjadi.
Maka cara mengatasinya adalah:
Pengelola perlu menanamkan semangat kebersamaan dengan sesekali retret bersama atau berkumpul bersama di luar latihan.
Dikembangkan sikap saling menghargai satu sama lain.
8. TERLALU SIBUK DI LUAR URUSAN TEKNIS
Hal utama yang ingin ditampilkan paduan suara adalah ’berpadunya suara yang indah’. Hal-hal lain bukan menjadi utama dan hanya mendukung. Oleh karena itu, urusan nonteknis paduan suara seperti pemilihan kostum, konsumsi, hendaknya tidak menjadi nomor satu.
9. TIDAK ADA PENGIRING
Pengiring (pianis, organis, atau pemusik lainnya) jarang ditemukan, khususnya selama latihan. Atau bisa jadi di tempat latihan tidak terdapat iringan yang memadai. Lama-lama latihan bisa menjadi membosankan, dan dirigen pun akan kesulitan karena tidak dapat memberikan contoh suara dengan baik.
Pengelola semaksimal mungkin menghadirkan iringan. Bila perlu saling bahu-membahu membeli iringan (organ/keyboard/piano).
Pengelola semaksimal mungkin menghadirkan pengiring setiap latihan. Bilamana terdapat anggota yang berbakat dapat dikursuskan di kursus musik.
10. TEMPAT LATIHAN TIDAK LAYAK
Tempat latihan yang dapat menampung sebuah kelompok paduan suara jarang ada. Padahal, agar dapat berekspresi dengan bebas, maka tempat latihan yang lapang dan tidak mengganggu lingkungan sekitar sangat diperlukan.
Cari tempat latihan dengan memperhatikan jumlah anggota, bersih, serta keleluasaan menyanyi. Bila perlu, menyewa sebuah tempat yang layak.
11. TIDAK PUNYA DANA
Memang semangat paduan suara tidak hanya ditentukan dari dana yang tersimpan. Namun dana yang cukup dapat digunakan untuk membangun paduan suara.
Menggali dana dengan berbagai kiat.
Hey Look! Nina Bobo versi Belanda
Lagu 'Nina Bobo' sudah akrab di telinga kita sejak masih anak-anak. Tapi ternyata, lagu itu juga cukup indah saat dinyanyikan paduan suara Belanda dan diiringi orkestra.
Di situs jejaring sosial Youtube, ada video berdurasi 4.29 menit yang menampilkan konser paduan suara menyanyikan lagu 'Nina Bobo'. Meski dinyanyikan oleh warga Belanda, lagu itu tidak diubah liriknya sedikit pun.
Adalah Claudia Patacca dan Gerrit Ellen yang memimpin paduan suara di orkestra tersebut. Di belakangnya, ada 20an lelaki dengan setelan jas lengkap yang menjadi pengiring. Mereka tergabung dalam `Die Minnesanghers'.
Para penyanyi kawakan itu membawakan lagu dengan apik. Setiap lirik lagu tersebut dilafalkan dengan sempurna. Sungguh merdu.
"Nina bobo, nina bobo, kalau tidak bobo, digigit nyamuk" begitu lirik lagunya.
Tepuk tangan deras mengalir dari para penonton. Dan mereka pun tampak bangga menyanyikan lagu tersebut.
Video paduan suara ini diposting di situs jejaring sosial Youtube pada 9 Januari 2011. Sejak itu, sudah ada 21 ribu pengunjung yang menyaksikannya.
Berbagai komentar bernada bangga pun terlontar dari orang-orang yang melihatnya.
"Every Mother in Indonesia sang this song, for their beloved child... And I can feel that All of you sang this song with love..
lihat http://www.youtube.com/watch?v=aJh2h1lPZRY
Langganan:
Postingan (Atom)